Feeds:
Pos
Komentar

X, Y, dan Z

Oleh: Al Jupri

Dalam acara Empat Mata yang saya tonton, di salah satu situs yang katanya diblokir oleh pemerintah Indonesia, terjadi perbincangan menarik antara Tukul, sang pembawa acara, dan dokter Boyke, seorang pakar seks paling terkenal di negeri kita.

Tukul: “Posisi bercinta* bisa menentukan jenis kelamin anak, ini bener apa ga dok?”

Boyke: “Salah! ”

Tukul: “Loh..?”

Boyke: “Itu hanya mitos! Jadi…”

Tukul: “Jadi kalau salah satu, bener delapan lho dok!”

Hua ha ha ha ha… (penonton tertawa)

Boyke: “Iya… tapi ga beneeer! Namanya jenis kelamin anak itu, ditentukan oleh sperma yang membuahi…”

Tukul: “Oooo…”

Boyke: “Kalau spermanya eks (tulis: x), anaknya perempuan…. Kalau spermanya ey (tulis: y) anaknya laki-laki. Gitu lho…! “

Ketika saya saksikan perbincangan di atas, awalnya saya senyum-senyum saja. Menarik! Selain mendapat informasi dari ahlinya, juga sekalian mengingat pelajaran Biologi sewaktu SMA dulu. Tapi, ketika dokter Boyke menyebut huruf “y” dengan sebutan “ey” saya sedikit tersentak! Heran! Lanjut Baca »

Oleh: Al Jupri

Himpunan penyelesaian persamaan 5^{1+x} + 5^{1-x} = 26 adalah

a. \{ \frac{1}{5}, 5 \}

b. \{-5, \frac{1}{5} \}

c. \{ \frac{1}{2}, 1 \}

d. \{-1, 1\}

e. \{-1, 0 \}

Sebentar lagi siswa-siswi SMA di negeri kita akan menghadapai ujian nasional alias UN. Untuk itu tentu mereka perlu belajar dengan “keras” agar lulus. Ya, mereka perlu belajar “keras” memahami kembali segala materi yang sudah dipelajari sejak kelas X hingga kelas XII untuk menghadapi UN agar meraih kelulusan. Tetapi terkadang belajar “keras” tanpa dibarengi belajar dengan “cerdas” tidaklah cukup mengantarkan mereka menggapai target minimal kelulusan. Lanjut Baca »

Linguis Versus Matematikawan

Oleh: Al Jupri

Dalam suatu acara yang dihadiri para matematikawan Indonesia, tahun 2003 yang lalu, seorang ahli bahasa alias linguis mendapat kesempatan bicara di depan mereka. Ya, sang linguis* yang bertindak sebagai pejabat itu membuka acara penting bagi para matematikawan tersebut.

Saya yang kebetulan hadir waktu itu, bukan sebagai matematikawan tentunya, mendapat sebuah gurauan alias joke segar dari sang linguis tersebut. Joke yang hingga saat ini terngiang-ngiang dalam ingatan. Ah dasar tukang nginget-inget kejadian/cerita! D

Sang Linguis: “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Para hadirin sebagian menjawab salam tersebut, sebagian yang lain, yang non muslim tentu diam saja.

Kemudian, setelah berbasa-basi kesana-kemari, mengucap salam hormat pada para hadirin, Sang Linguis ternyata sedikit iseng. Dia tak langsung ke inti pembicaraan. Tetapi, seperti biasa, sebagai seorang yang dengan kemampuan bahasa yang hebat, untuk menyegarkan suasana sepertinya, waktu itu dia sedikit bergurau.

Sang Linguis: “Sebetulnya, saya sedikit gemetar bicara di depan orang-orang jenius seperti Anda-anda sekalian. Terutama pada bapak yang di samping saya ini….” (Yang dimaksud beliau adalah pada seorang matematikawan dari salah satu perguruan tinggi yang katanya paling terkenal di Indonesia. Sementara itu Sang Matematikawan, seperti tak ada ekspresi, dingin saja.)

Sang Linguis: “Bapak yang di samping ini berkaca mata….” (Sang Linguis, seperti tertahan, beberapa detik dia berpikir, kemudian tersenyum. Sedangkan Sang Matematikawan mulai terusik, sepertinya dia bertanya-tanya ada maksud apa gerangan? Apa maksud Sang Linguis berkata demikian?)

Sang Linguis: Nah, orang yang berkaca mata itu ada dua kemungkinan!” (Sang Linguis lagi-lagi diam beberapa detik, sang hadirin pun seperti tak sabar menanti kedua kemungkinan tersebut, senyap, diam menunggu. Apalagi sang matematikawan.)

Sang Linguis: “Kemungkinan pertama, orang berkaca mata itu pasti orang yang sangat cerdas, jenius, hebat!” (Sang matematikawan berusaha low profile, kembali tanpa ekpresi. Sedangkan hadirin yang lain, makin menanti apa gerangan kemungkinan kedua itu? Dan tetap masih senyap menyimak dengan khusu apa yang dikatakan Sang Linguis.)

Sang Linguis: “Sedangkan kemungkinan keduanya, orang yang berkaca mata itu…. “ (Sang Linguis sengaja menahan perkataannya. Hadirin makin penasaran. Sedangkan matematikawan tampak bergumam, tersenyum simpul, dan sepertinya berkata, “Wah pasti bakal ga enak nih…”  :mrgreen: ).

Sang Linguis: “Adalah orang yang…mmm… aaaa… mmm… aaaa… mmm… kurang gizi!!!!”

Hua ha ha ha ha ha ha… hampir seluruh hadirin terbahak-bahak, tertawa, terpingkal-pingkal, termasuk saya. Sang Matematikawan pun ikut tertawa, walau agak kecut sepertinya.

Selanjutnya, setelah gurauan segar tersebut, Sang Linguis, seperti pejabat lainnya, masuk ke inti pembicaraan.

Kemudian, kini giliran Sang Matematikawan maju memberikan beberapa penggal kata-katanya. Dalam isi pembicaraannya, setelah berbasa-basi, Sang Matematikawan memberi gurauan balasan.

Mohon maaf, saya tidak akan melanjutkan cerita ini. Maaf ya…

Pertanyaannya, seperti apa kira-kira balasan gurauan yang dilontarkan Sang Matematikawan pada Sang Linguis tersebut? Selamat mengira-ngira! Saya tunggu perkiraan Anda di kolom komentar.

I hope you enjoy reading this story. 😀

=======================================================

Ya sudah segitu saja ya perjumpaan kita kali ini. Selamat menikmati artikel ringan ini. Semoga bermanfaat. Amin. Sampai jumpa di artikel mendatang.

Catatan: Sang Linguis itu adalah seorang professor sastra Inggris dari salah satu perguruan tinggi terkemuka di tanah air.

Sumber: Bicara Matematika

Satu Gambar Seribu Makna

Perhatikan gambar berikut ini!

Kalau saya perhatikan gambar bunga ini, memang enak dilihat sih. Seger kelihatannya! Pikiran ini pun ikut-ikutan jadi seger. Apakah ini yang namanya indah? Atau ini cuma persepsi saya saja? Atau cuma perasaan saya saja?

 Ah, saya ga belum tahu!

Oh, iya. Kata orang, satu gambar itu bisa mewakili seribu makna. Bener ga ya? Kalau bener, kira-kira, apa saja sih yang bisa kita maknai dari gambar bunga di atas? Coba dong tuliskan buat saya! Apa iya ada seribu makna? Jangan-jangan anggapan orang itu bohong.

Gambar diambil dari sini!

Alkisah, di sebuah kampung, tersebutlah seseorang yang namanya Pak Udin. Beliau ini adalah orang terkaya di kampungnya. Beberapa waktu yang lalu beliau baru saja menunaikan ibadah haji dari tanah suci Makkah.

Seperti kebiasaan orang-orang lain, segera setelah pulang dari berhaji, beliaupun mengadakan acara di rumahnya. Acara syukuran.

Persiapan acara pun segera dilakukan oleh keluarga Pak Udin. Semua sibuk mempersiapkannya. Sedangkan Pak Udin sendiri sudah “gatal” untuk bercerita pengalamannya ke orang-orang kampung.

Sementara itu, di alam “lain”, terjadilah dialog pemimpin Setan dan anak buahnya. Lanjut Baca »

Uang Pertama yang Saya Kenal

Pernah lihat gambar uang seperti ini?

Ya, gambar tersebut adalah gambar uang kertas seratus rupiah jaman dulu. Jaman sewaktu saya masih kecil, sekitar awal tahun 1990-an. Mungkin uang kertas senilai itu, saat ini sudah jarang ditemukan karena sudah ditarik dari peredaran. Walaupun, bila saat ini masih beredar, akan tetap berlaku sebagai alat pembayaran.

Selain berbentuk kertas, sebetulnya masih ada lagi jenis uang senilai seratus rupiah waktu itu. Ya dalam bentuk logam atau koin. Tapi sayang, saya tak menemukan gambarnya di dunia maya ini. Ada yang nemu? Tolong dong kasih tahu saya! 😀

Melihat gambar uang tersebut, saya teringat masa kecil saya. Apa yang saya ingat? Lanjut Baca »

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!